Kamu bisa seperti itu. Nggak terbenam dalam duka terus-menerus karena dunia ini nggak pernah melihat kamu sedang apa. Dia terus berputar dan tak ada jalan kembali. Jadilah orang yang bisa mengambil keputusan dalam kondisi berat sekalipun. - hal. 304
Resensi Novel
Judul: Sudut Mati
Nama penulis: Tsugaeda
Penerbit: Bentang
Tahun terbit: 2015
Cetakan ke: 1
Kategori: Novel
Jumlah halaman:344
Tsugaeda merupakan penulis novel thriller yang mana sudah
menerbitkan beberapa buku, contohnya Rencana Besar dan Sudut Mati. Nama
panggilannya Ade. Mintanya di bidang novel ini, pun diimbangi dengan bekerja
sebagai manajer investasi.
Dalam penuturan Tsugaeda, inti khasnya tidak begitu jauh
dari penulis pada umumnya. Sehingga, yang awalnya saya pikir, bahwa penulis
laki-laki itu nggak penuh selera. Namun, ini menyadarkan saya. Penulis ini
menunjukkan intisarinya dengan sangat tepat, tidak berbelit-belit, dan runtut.
Penggunaan kata-kata menurut saya pun sangat nyambung dan efektif. Bahasanya
mungkin terkesan berat, sungkan, dan bagi anak remaja, pastinya kurang paham
sebab menceritakan hal berbau politik lebih dalam.
Jika sudah membacanya, tentu kita akan merasa sangat takut,
tengiang-ngiang, bagaimana setiap aksi selalu membekas di memori.
Kejadian-kejadian yang membuat sangat terinpirasi, dan penuh waspada. Dalam
arti, inspirasi itu, membuat kita tahu, bahwa berkorban merupakan satu-satunya
cara untuk membantu satu sama lain. Haru, rasanya menuduh, dan sakit
tersendiri, bisa dirasakan laat-lamat.
Menceritakan tentang kehidupan berpolitik antara Sigit
Prayogo dan Ares Inco. Anak dari Ares Inco, Kevin, dengan tampangnya, menraik
pikat putrid Sigit Prayogo untuk mengelabuhinya. Semua tak berlangsung dengan
baik. Di sisi lain, Titan, anak ketiga Sigit pulang dari Amerika. Titok yang
tahu bahwa Titan mulai mengambil alih perusahaan ayahnya (yang seharusnya
diwariskan pada Titok), pun marah. Ia (Titok) yang baru dari penjara setelah
dikabarkan melakukan penyiksaan kepada istrinya, kemudian tak segan-segan pergi
memergoki Titan. Dan saat itulah, Titok menyadari ada yang menghalangi.
Dalm kondisi itu, Titan disekap di rumah Kevin, menyuruhnya
memberi seluruh harta Sigit Prayogo. Titan sudah berkomplot dengan adiknya;
Teno yang dipenjara karena dirasa kurang waras. Ia adalah harapan terbesarnya,
yang akhirnya membuat semua berantakan. Pertengkaran terjadi. Tiara disekap
disana pula, di ruang berbeda karena kepergok Kevin akan pergi dari rumah.
Perang besar tersebut, sudah dimulai pada waktunya.
Keunggulan: Tidak ada yang namanya salah ketik. Pengunaan
bahasa asing cukup memberi kita beberapa ilmu mengenai hokum. Kita menjadi tahu
bahwa dunia politik memang tidak semudah seperti angan-angan, melainkan perlu
banyak taktik. Penggunaan layout sangat
bagus. Terlihat cukup seram. Kata demi kata sangat menarik, apalagi jika sudah
menyangkut konflik. Dijamin tidak akan bosan. Terdapat pembats buku, tokohnya
sangat kuat, latarnya jelas, sertapunya banyak unsur intrinsik baik sesuai kaidah
kepenulisan.
Kekurangan: Beberapa kata yang dituliskan dalam manifesto
Teno, ada yang kurang dipahami. Pegunaan kalimat di awal ceritan sangat membuat
bosan, sebab hanya menurutkan bagian perkenalan yang membingunkan. Penggunaan
sampul buku kurang, karena menurut saya terlalu simple maupun warna tulisan kurang menarik.
Cerita ini disarankan untuk orang yang berusia lebih dari
lima belas tahun karena beberapa terjadi kekerasan fisik, yang mana tidak baik
jika dibaca oleh anak-anak. Bagi kalian yang sudah membacanya, tentu akan
mendapatkan kesan sendiri. Menantang, dan terus-tersuan membolak-balik halaman
hingga selesai. Mungkin ini novel thriller dalam bentuk cetak pertama yang saya
miliki, namun ini sangat membekas dan keren untuk saya.