Pages

Rabu, 26 Mei 2021

Resensi Novel The Coldest Boyfriend karya Itsfiyawn

 



--photo n review credited to @sherenal


Judul: The Coldest Boyfriend

Pengarang: Itsfiyawn

Penerbit: Melvana

Tahun Terbit: Mei 2017

Cetakan ke: 8

Tebal buku: 392 hal.

 

“Hidup itu bukan seberapa berat cobaan yang kamu alami, tapi seberapa tegar kamu menghadapi dan seberapa pintar kamu mengambil hikmah.”-hal. 218

 

Fiatuzzahro atau dikenal dengan username itsfiyawn adalah penulis wattpad terkenal dari Jakarta. Karyanya telah dibaca jutaan pembaca. Novel bergenre fiksi remaja ini merupakan bacaan ringan yang bisa merelakskan atau penghambur waktu yang baik untuk me time.

 

Penulisannya menggunakan sudut pandang ganda dan bahasa keseharian remaja sehingga mudah dipahami dan ceritanya mengalir untuk kategori hampir 400 halaman. Perasaanku membaca ini juga cenderung gemas sebab sudah jarang sekali membaca novel bucin. Tentunya novel ini punya ciri khas novel dambaan yang mana tokohnya keren-keren. Poin pokoknya judulnya sesuai dengan isinya, tokohnya kuat, dan sesuai dengan keseharian anak muda pada umumnya—family, friends, love, school, cafĂ©.

 

“Aku sudah terlanjur jatuh, Sena. Aku sudah membeku dalam kurun waktu cukup lama di kastil esmu. Sinarku belum cukup mampu melelehkan dinginnya kamu, tapi aku terus berusaha.”-hal. 128

 

Ini tentang Kenarya Hechira yang dipertemukan dengan Sena Putra Dirmaga secara tiba-tiba, dan Kena kena love first sight pada sosok dingin itu. Kena adalah ketua PMR dan gadis yang disukai banyak lelaki, Sena adalah cowok dingin anak mading bawahan Arin (teman sebangkunya Kena). Selain bermusuhan dengan Vanya—yang suka dengan Sena, Kena juga harus berjuang untuk mendapatkan Sena sekalian taruhan dengan Arin agar ketua mading itu makan durian. Sikap Sena ternyata bukan tanpa alasan. Dia belum memaafkan masa lalunya yang kehilangan mamanya dan sakit hati akan papanya saat kecil itu ia sibuk sendiri. Saking peliknya, bahkan walaupun Sena dan Kena sama-sama suka, keduanya terkena masalah lebih besar lagi, yang mengakibatkan Sena menyerah nan merasa tak pantas, dan Kena yang lelah mengerti pula mengejar.

 

Novel ini dari awal sudah seru, apalagi menjelang konflik dan ending yang membuat napas pembaca naik turun. Tidak ditemukan salah kata, ada beberapa kutipan spoiler per partnya. Aku suka banget pas cowok dingin kayak Sena bisa periang saat Bersama Kena—hal yang ditunggu pembaca. Friendship atau lebih tepatnya couple date antara Sena-Kena dan Rio-Arin dan kehidupan mereka sebagai anak remaja sangat relate mengingat aku baru lulus SMA. Masalah Sena tentang mental health juga bisa dikatakan membuat novel ini semakin ramai, pula masalah lainnya memberi aware tersendiri terhadap pembaca.

 

Sebagai anak yang pernah SMA, alur di novel The Coldest Boyfriend sangat jarang ditemukan. Realistis saja, ada beberapa yang kurang logis dan tiba-tiba sehingga ada di beberapa bagian stres merealitakannya (mungkin aku saja yang over reacted). Sudut pandang yang beragam juga sulit membuatku konsen. Adapula sikap Sena yang cenderung childish dan Kena yang terlalu sabar membuatku pengin ketemu tokohnya langsung untuk menceramahi. Namun, kekurangan tersebut tertutupi dengan permasalahannya yang pelik sampai cepat kuselesaikan saking menariknya.

 

Rekomendasi untuk anak SMP maupun SMA. Pasti sangat suka dengan novel yang bikin baper ini. Bahkan orang tua yang pengin belajar perasaan anak muda—susah dimengerti juga bisa baca. Novel ini ternyata juga ada sekuelnya judulnya “If I Can’t”. Secara keseluruhan, aku lumayan suka dan dari novel ini pula spoiler sekuelnya, aku sadar bahwa kita lambat laun dewasa. Setidaknya, masa muda yang berlika-liku itu bisa jadi kenangan indah dan hikmah kehidupan kita.