Pages

Jumat, 18 Februari 2022

Resensi Buku Sapiens karya Yuval Noah Harari

 Resensi Buku Sapiens

photo and review credited to @sherenal_

 




Judul: Sapiens: Riwayat Singkat Manusia

Penulis: Yuval Noah Harari

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Cetakan ke: 21

Tahun terbit: 2021

Tebal buku: 525 hal.

Genre: Sejarah—Nonfiksi

 “Homo Sapiens memegang rekor di antara semua organisme karena telah mendorong sebagian besar spesies tumbuhan dan hewan menuju kepunahan. Kita berprestasi mengerikan sebagai spesies paling mematikan dalam tarikh biologi.”-hal.89

“Antara orang berkulit hitam dan orang berkulit putih memang ada sejumlah perbedaan biologis objektif, seperti warna kulit dan jenis rambut, tetapi tidak ada bukti bahwa perbedaan-perbedaan itu membentang sampai ke kecerdasan atau moralitas.”-hal.161

“Dunia modern pun gagal menyelaraskan kemerdekaan dan kesetaraan. Namun, itu bukanlah suatu cacat. Kontradiksi-kontradiksi tersebut merupakan mesin pembangun kebudayaan, yang melahirkan kreativitas dan dinamisme spesies kita. Seandainya orang tidak bisa memegang kepercayaan dan nilai yang kontradiktif, barangkali mustahil mendirikan dan mempertahankan kebudayaan manusia mana pun.”-hal.196

“Orang-orang yang mencapai nirwana terbebaskan sepenuhnya dari segala penderitaan. Walaupun masih sangat mungkin menjumpai hal-hal tidak menyenangkan dan menyakitkan, pengalaman-pengalaman semacam itu tidak menyebabkan mereka sengsara. Orang yang tidak menginginkan, tidak bisa menderita.”-hal.268

“Kebanyakan orang tidak menghargai betapa damainya era kita hidup sekarang. Tak seorang pun di antara kita yang hidup seribu tahun lalu, sehingga kita mudah lupa betapa jauh lebih bengisnya dunia dahulu.”-hal.438

 “Hidup yang bermakna dapat luar biasa memuaskan bahkan di tengah kesusahan, sementara hidup yang tidak bermakna adalah siksaan berat tidak peduli betapapun nyamannya.”-hal.468





Yuval Noah Harari adalah sejarawan Israel yang bekerja sebagai profesor di Departemen Sejarah Universitas Ibrani Yerusalem. Karya lainnya yang dikenal, seperti Homo Deus: Masa Depan Umat Manusia dan 21 Adab untuk Abad 21. Karya Yuval Noah Harari sendiri masuk ke kategori best seller, bahkan dibuat dalam suatu komik.

Seperti jurnal akademik, buku ini menggunakan bahasa baku-formal dan tentu saja diterjemahkan dengan bahasa yang sekiranya dapat dipahami dari versi bahasa asing sebelumnya. Terdiri dari empat bab utama: Revolusi Kognitif, Revolusi Pertanian, Pemersatuan Umat Manusia, dan Revolusi Sains. Akan ditemukan gambar-gambar pendukung mengenai sejarah yang diungkapkan, seperti homo sapiens, peta, hewan, grafik, tabel, bahkan presiden atau orang penting juga diinput. Yuval Noah Harari membubuhi banyak data kuantitatif, seperti angka dan daerah spesifik beserta nama-nama orang penting sepanjang sejarah. Pada sub bab terdapat spasi mencolok dan paragraf baru dengan topik yang dibahas sebagai penegasan.

Buku ini bisa saja digandrungi dengan harga yang luar biasa mahal, sebab ilmu di dalamnya langka. Pemaparan Yuval Noah Harari tanpa segan-segan menjabarkan apa yang ada di pikirannya, apa yang harus kita termasuk pembaca lakukan, ia berusaha menjawab segala pertanyaan tentang dunia manusia maupun semesta, semua hal yang terjadi dan jadi perbincangan ilmuwan atau guru besar sekalipun. Menjelaskan tentang ketermulaan hewan/kera menjadi manusia, bagaimana manusia purba hidup, berbudaya, berkelompok, belajar, dan membunuh untuk kepentingannya. Kemudian beralih pada bagaimana mereka bercocok tanam, apa yang dikorbankan masyarakat selama ini. Berlanjut pada keunggulan uang, imperium, dan agama dalam kesuksesan manusia selama ini. Diakhiri dengan industri dan sains yang dampaknya kita nikmati sekarang.

Banyak sekali kelebihan, terutama pada pengetahuan entah itu dewa-dewi atau kebudayaan di seluruh penjuru dunia, bagaimana ada masa-masa khusus, seperti era terbentuknya bumi, hewan, munculnya manusia, revolusi kognitif, pertanian, imperium, dan sains. Aku cukup menyadari bahwa Indonesia disebut berkali-kali, beserta kebudayaan Asia maupun sejarah Eropa-Amerika tanpa ditutupi menunjukkan bagusnya kredibilitas menulis apa adanya. Sebagai anak sosial humaniora, buku ini membahas geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi, atau mau ditambahi fisika, biologi, dan matematika juga masuk, tetapi dijelaskan secara garis besar dan mudah dipahami. Ilmu tentang waktu/perabadan, wilayah, paham atau ideologi, hewan purba: diprotodon, galapagos, mastodon, wombat, mamut, kemudian segala filsafat bagaimana manusia memulai peradaban dan menciptakan era yang bisa serba kapitalis, liberalis, imperialis, walaupun tidak akan pernah ada kebebasan dan kesetaraan di waktu yang sama. Segala hal yang tidak muncul dalam buku sejarah pada umumnya, pembagian sub-bab baik supaya lebih nyaman dibaca, sampul buku terlihat saintifik, ringkasan era, data, dan pembatas buku, betapa berharganya buku ini.

 




Jika membaca resensiku buku ini cukup pusing dan menarik, itu benar. Sayangnya, buku terjemahan akan selalu punya titik tidak nyamannya, di mana materi berat akan makin berat, sebab ada kalimat yang bertele-tele, kemudian penggunaan konjungsi tidak pas, dan pada suatu halaman tidak bisa ditemukan korelasi yang membuat kepalaku berusaha membaca ulang dari awal lagi supaya tidak setengah-setengah. Meskipun begitu, buku ini telah memberikanku banyak sudut pandang baru, walaupun tidak begitu hafal dan bisa amnesia keluar masuk telinga, aku yakin sense of “iya pernah dengar” bisa membantu untuk akademik maupun karir karena buku ini cukup kompleks, bukan hanya tentang sejarah saja.

 

Mengetahui libur dua bulan kemarin, aku mendedikasikan diri untuk membaca buku berat supaya otakku tidak kosong dan mau berpikir. Aku sempat terjebak dengan resensi lain yang katanya banyak membahas kesetaraan gender, padahal itu adalah satu dari sekian banyaknya informasi penting. Selayaknya buku filsafat, kuatkan hati saat membaca bagian agama atau kepercayaan walaupun kita sudah termasuk sinkretisme selama ini. Buku ini akan menambah pengetahuan, ditambah sambil googling atau lihat youtube karena penasaran. Pengetahuan yang tidak ada batasnya, bahwa kita baru sebentar hidup, masih banyak yang belum diketahui.