RESENSI HOW TO WIN FRIENDS AND INFLUENCE PEOPLE
Judul: How to Win Friends and Influence People
Penulis: Dale Carneige
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke: 7
Tahun terbit: 2021
Tebal buku: 303 hal.
Genre: Non fiksi—Self Improvement
“Setiap orang dungu bisa mengkritik, mengutuk, mengeluh, dan sebagian orang dungu memang melakukannya.”- hal. 14
“Dalam relasi antar-pribadi, kita tidak pernah boleh lupa bahwa semua orang adalah manusia yang dahaga akan penghargaan. Itu adalah mata uang yang dinikmati oleh semua jiwa.”-hal.31
“Banyak orang gagal membuat kesan yang baik karena mereka tidak mendengarkan dengan cermat. Mereka begitu khawatir dengan apa yang mereka katakan selanjutnya sehingga mereka tidak membuka telinga. Orang-orang yang sangat penting telah memberitahu aku bahwa mereka lebih memilih pendengar yang baik daripada pembicara yang baik, tapi kemampuan mendengarkan lebih langka dibandingkan hampir semua sifat baik lainnya."-hal 97.
“Lincoln berkata, orang yang berniat menjadi pribadi yang terbaik tidak mau meluangkan waktu untuk argumentasi pribadi apalagi menanggung konsekuensinya, termasuk lepasnya murka dan kendali diri. Mengalahlah untuk hal-hal besar yang mungkin bukan hak yang kaudapatkan; mengalahlah untuk hal-hal kecil yang jelas merupakan milikmu. Lebih baik memberi jalan kepada seekor anjing daripada digigit olehnya dalam memperebutkan jalan. Bahkan jika kamu membunuh anjing itu, itu tidak akan bisa mengobati bekas luka gigitan.”-hal.128
“Hanya sedikit orang yang logis. Sebagian besar dari kita berprasangka dan bias. Sebagian besar dari kita dibutakan oleh gagasan-gagasan terdahulu, kecemburuan, kecurigaan, ketakutan, iri, dan keangkuhan.”-hal.137
“Semua orang punya perasaan takut; hanya orang yang berani meletakkan rasa takutnya dan terus maju, terkadang menuju kematian, tapi selalu menuju kemenangan.”-hal.214
“Mengajukan pertanyaan bukan saja akan membuat perintah lebih bisa diterima; seringkali malah melatih kreativitas orang yang Anda tanyai. Orang lebih bisa menerima perintah jika merasa menjadi bagian dari keputusan yang membuat perintah itu dikeluarkan.”-hal. 240
Dale Carneige adalah seorang
penulis dan penyedia kursus pengembangan peningkatan berbicara di depan umum
dan hubungan interpersonal. Kursus Dale Carneige sudah ada sejak tahun 1976 dan
sekarang sudah tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dale Carneige
merangkum banyak trik mahal yang terangkum dalam bukunya, salah satunya How to
Win Friends and Influence People.
Buku How to Win Friends and
Influence People ini mengandung empat bab penting, mulai dari Teknik Dasar
Menghadapi Orang, Enam Kiat Orang Lain Menyukai Anda, Kiat Agar Orang
Menyetujui Cara Pikir Anda, dan Menjadi Seorang Pemimpin. Dilapisi dengan
sampul gold, buku ini menuliskan inti pada setiap bab atau topik yang dibahas.
Buku ini juga menyisipkan banyak cerita dan surat-surat, serta menyimpulkan
lagi dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris pada halaman-halaman terakhir.
Buku self-improvement ini menceritakan banyak kasus tentang cara mempengaruhi orang lain maupun mendapatkan teman, dengan sejarah tokoh-tokoh besar dan didikan dari Dale Carneige sendiri. Sebut saja Roosevelt, kemudian Woodrow Wilson, Lincoln, Emerson, Eastman, dan lain-lain. Intisarinya selalu merujuk pada hal yang sama: bersikap baik. Buku ini memberikan rahasia besar menghadapi orang, menjadi tokoh maupun teman yang baik nan disukai, cara menghadapi perdebatan, mendapat atau menghindari musuh, dramatisasi, dan menjadikan orang untuk mau menuruti kita dengan cara yang sangat sopan, dermawan, dan menarik.
Buku ini mempunyai nilai yang
sangat mahal, mengetahui Dale Carneige menyebutkan ratusan lebih tokoh beserta
kisahnya dalam bentuk paragraf yang langsung menceritakan hubungan sosial
mereka tanpa perlu pembuka dengan kelahiran maupun orientasi lainnya. Rangkuman
atau intisari yang diletakkan pada setiap bab memungkinkan pembaca menarik
kesimpulan sesuai dengan harapan penulis. Penulis seolah berteman dengan banyak
orang hebat dari berbagai belahan dunia, yang tahu cara atau mengambil celah
dalam segala problematika nan bisa terus dipraktekkan hingga sekarang. Bahkan,
buku ini tetap diperlukan mengetahui di era modern, semakin banyak orang yang
bersikap individual padahal trik
kesuksesan bukan pada keangkuhan atau ketidakpedulian, tetapi sebaliknya. Aku
mengetahui beberapa tokoh dari masa lampau, seperti perang dunia yang membuatku
cukup kagum dan mendapat pengetahuan bagaimana jalannya diplomasi yang
sesungguhnya. Kemudian paling penting, aku mengetahui bagaimana pola pikir
orang sukses—ketenangan atau kepala dingin untuk membuat permasalahan selesai
dengan cara sempurna.
Meskipun begitu, aku sedikit
merasa bosan dan membacanya lambat mengetahui inti topik ini mempunyai
kemiripan dengan bab lainnya, serta sebagai orang yang pernah dikucilkan dan
bangkit, beberapa filosofi sudah pernah diterapkan sehingga kurang terkesan
“wah”, tetapi buku ini tetap bernilai dengan caranya menjelaskan berbagai jenis
permasalahan yang orang luar negeri rasakan maupun selesaikan. Aku juga
menyadari bahwa banyak hal viral yang menginspirasi dan membuatku menangis,
seperti Fathers Forget, bahwa yang anak beserta orang hanya butuh
perhatian-kasih sayang-pengertian, bukan tekanan maupun perintah.
Buku ini cocok sekali untuk orang
dari berbagai kalangan, entah itu ekonomi, sosial, bahkan komunikasi itu
sendiri. Buku ini mengajarkan kesuksesan tanpa perlu mendapat gelar dari
universitas ternama, mengetahui segalanya berada pada diri sendiri dan cara
kita memperlakukan orang lain. Memiliki rencana yang cukup strategis dan baik
(tulus), mendatangkan banyak hal baik pula. Ternyata tindakan maupun perasaan
sesepele itu, tetapi hasil atau dampaknya luar biasa.